Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kena Tipu di Rantau, Ibu Tiga Anak Saksikan Suami Dijemput Ajal Lewat Video Call Jelang HUT Nikah...

Kena Tipu di Rantau, Ibu Tiga Anak Saksikan Suami Dijemput Ajal Lewat Video Call Jelang HUT Nikah

Hari itu, 23 Maret 2020. Sehari jelang hari ulang tahun pernikahan. Panggilan lewat video call lintas negara itu ternyata yang terakhir kalinya.

Penelepon itu, ibu tiga anak. Dari Dubai, Uni Emirat Arab, dia menelepon suaminya yang sedang kritis di India. Suaminya pernah 13 tahun bekerja di sebuah perusahaan di Dubai.

Sreejith KS --sang suami-- sedang berjuang melawan kanker saat dia memutuskan merantau ke Dubai. Bijimol S --perempuan itu-- berharap bisa mengumpulkan uang untuk pengobatan suami. Juga biaya sekolah anak-anaknya.

Wanita 37 tahun itu baru bisa pulang ke India pada Kamis (28/5/2020) dalam penerbangan yang difasilitasi Misi Vande Bharat untuk memulangkan orang India selama pandemi Covid-19.

Beberapa saat sebelum naik pesawat, Bijimol sempat menceritakan kisah sedihnya kepada Gulf News melalui telepon dari Bandara Internasional Dubai.

Dia bercerita ditipu seorang agen yang telah menjanjikannya pekerjaan di sebuah fasilitas perawatan kesehatan Ayurvedic. Dia diminta membayar Rs300.000 atau sekitar Rp58 juta.

"Kami meminjam uang itu dengan bunga. Berharap saya bisa membayar cicilan ketika saya mendapat pekerjaan. Saya tidak harus meninggalkan keluarga saya dan datang ke sini seandainya suami saya tidak jatuh sakit," katanya.

Namun, setelah mendarat di Dubai pada 16 Januari, ternyata dia dibawa ke ruang pijat.

“Layanan Ayurvedic yang saya pelajari bukanlah apa yang ditawarkan ruang pijat. Saya tidak nyaman bekerja di sana. Dalam tiga hari, saya berhenti pergi ke sana," lanjutnya.

Agen tidak membantu lebih lanjut. Bijimol kemudian menumpang kepada seorang temannya. "Visa kunjungan satu bulan saya berakhir pada 16 Februari dan saya tidak mampu untuk kembali tanpa pekerjaan," lanjutnya.

Pada 16 Maret, teman Bijimol terbang pulang. Namun, Bijimol mengklaim bahwa dia tidak bisa mendapatkan penerbangan pulang sebelum layanan penerbangan ditangguhkan dan India memberlakukan kuncian.

"Saya sudah melewati batas. Saya mencoba melacak agen tetapi saya tidak bisa," katanya lagi.

Pada 23 Maret, suaminya pingsan ketika dia berbicara dengannya di video call. 

"Dia menderita sakit kuning dan otaknya juga terpengaruh, saya diberi tahu. Saya tanpa daya melihat dia pingsan dan sekarat tepat di depan mata saya, meskipun saya jauh di sini," tuturnya.

Bijimol mengatakan dia juga menyaksikan kremasi suaminya dilakukan oleh keponakannya. Dia mengatakan ketiga putrinya dibawa ke pusat kesejahteraan anak oleh pemerintah Kerala.

Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial KK Shailaja dan CEO NORKA Roots Harikrishnan Namboothiri telah melakukan intervensi untuk menawarkan dukungan.

Di sini, di UAE, Bijimol ditawari bantuan oleh Konsulat India di Dubai dan anggota masyarakat lainnya.

"Konsulat memberikan pertimbangan khusus untuk kasusnya dan kami terus berhubungan dengannya," kata Praveen Kumar, seorang pekerja sosial yang menjadi sukarelawan untuk konsulat.

Dia mengatakan banyak orang Samaria yang Baik dari UEA dan India juga maju untuk mendukung Bijimol.

Konsulat memberikan tiket kembali ke Bijimol sementara denda tinggal lebih lama secara otomatis dihapuskan, berkat keputusan pemerintah UEA baru-baru ini untuk membatalkan semua denda yang terjadi bahkan sebelum 1 Maret.

“Saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada semua orang yang membantu saya. Saya juga bersyukur bahwa pemerintah mengatur fasilitas karantina di dekat tempat saya,” kata Bijimol.